Belajar menabung sejak dini

”Bunda, ini uangnya bunda ya? Tadi ada dilantai dekat lemari” Tanya sikecil Ata suatu pagi sambil memperlihatkan uang logam Rp.500, waktu itu usianya belum genap 3 tahun.
“Bukan dek coba tanya ayah” jawab bunda sambil merapikan pakaian. Ata segera berlari menghampiri saya.
“ Yah… ini uangnya ayah to? Ata nemu di dekat lemari, katanya bunda disuruh tanya ke ayah”
”O iya maybe, kemarin ada yang jatuh tapi belum sempat ayah cari, sudah ketemu deh. Terima kasih ya dek”
”Yah... kalau Ata masukkan celengan, boleh?” tanya Ata. ”Boleh ya...please...?” wajahnya penuh harap.
”Oh boleh.... ditabung ya....” jawab saya
”Terima kasih Yah... ye... ye... masukkan ke celengan... ye...ye...ditabung” Ata bersorak gembira sambil berlalu mencari celengannya di kamar.

Gembira rasanya melihat anak mulai terbiasa menabung. 
Ya....Menabung, kebiasaan ini harus kita kenalkan pada anak sejak dini. Tepatnya mulai kapan? Tergantung awal mula orang tua mengenalkan uang pada anak-anak. Mungkin sebagian orang tua akan mengenalkan menabung jika anak mereka sudah menginjak bangku sekolah dengan alasan mereka sudah mendapat uang saku sehingga perlu untuk mengajarkan bagaimana menyisihkan sebagian uang saku mereka untuk ditabung. Tapi menurut penulis (saya) alangkah bijaknya apabila kita kenalkan kebiasaan menabung sejak anak-anak mulai tahu, melihat dan bertanya tentang benda asing yang sering digunakan orang tuanya untuk membeli/membayar sesuatu. Mungkin mereka akan sulit menerima penjelasan kita tentang apa itu uang tetapi yang lebih utama adalah buat anak-anak kita supaya terbiasa menyimpan uang yang suatu saat bisa digunakan.

Caranya berikan anak-anak sebuah celengan, berapapun usia mereka yang penting mereka sudah terbiasa melihat uang. Bisa dibuat sendiri yang kreatif dari kaleng atau belikan celengan berbentuk lucu-lucu yang banyak dijual di toko. Pada tiap kesempatan ajak mereka untuk belajar memasukkan uang kedalam celengan, tidak harus banyak yang penting ada. Lebih utamakan uang logam karena ketika dimasukkan akan menimbulkan bunyi atau suara yang khas sehingga akan terekam oleh memori anak bahwa yang baru saja mereka lakukan adalah perbuatan yang menyenangkan. Meskipun anak belum sekolah bukan berarti mereka tidak pernah menerima pemberian uang lho.... Contohnya adalah saat hari raya, tentunya sudah jadi kebiasaan untuk bagi-bagi uang saku atau angpao kepada anak kecil. Nah ayah dan bunda... ajak mereka untuk menyimpan dan memasukkan uang yang mereka dapat ke dalam celengan dan jangan lupa buat suasana menyenangkan sambil bermain agar mereka mau untuk mengulanginya lagi beberapa hari kedepan.

”Yah....Ayah... nanti kalau celengannya sudah penuh, bisa buat beli sepeda yang besar?” tanya Ata suatu ketika. Saya tersenyum menghampiri dan berjongkok di depannya sambil mengelus rambutnya.
”Ya dihitung dulu kalau cukup pasti bisa buat beli sepeda tapi kalau masih kurang, ya Ata harus nabung yang banyak lagi, nanti dikasih ayah celengan yang baru ya”
”Iya Yah, ye...ye... bisa beli sepeda besar, ye...ye... bisa beli sepeda baru” Seru Ata sambil berlari masuk rumah.

Saya selalu berusaha untuk tidak menyurutkan harapan anak-anak, justru memberi semangat walau mungkin sulit. Sebaiknya beri kebebasan terhadap apa yang dilakukan dengan hasil celengan mereka asalkan masih bersifat positif bagi kegiatan mereka maka dukung mereka untuk selalu bisa menabung. Nah sedikit hikmah yang bisa kita petik kali ini : biasakan anak meminta ijin dan bertanya sebelum memutuskan sesuatu, biasakan menabung dan biasakan memberi semangat terhadap hal-hal yang positif. Semoga bermanfaat ya Ayah Bunda..... salam...

0 Response to "Belajar menabung sejak dini"

Post a Comment